oleh Teh Eli Kang Tedi
PEREMPUAN OH PEREMPUAN
Perempuan dan keadaan
Perempuan (penamaan kelamin), notabene lemah secara fisik dibandingkan laki laki. Begitu pula secara psikis perempuan lebih cenderung ke perasaan dan halus. Itulah kelemahannya. Karena kelemahannya ini pula, wanita (penamaan penghormatan) secara psikologis ingin dilindungi diayomi dan dijagai. Wanita lebih suka diperhatikan, disayangi dan dimulyakan dari pada diberi tugas, beban yang berat dan tanggung jawab yang akan menguras pisik dan emosi. Tidak semua memang. Beberapa wanita karena kecerdasan, keadaan, didikan dan pola lingkungan lahir sebgaia pemimpin, orang besar dan kuat. Contohnya Siti Aisyah ummul mukminin, Siti Shafiyah binti Abdul Mutholib, dan Cut Nyak Dien, tentu. Karena kelemahan perempuan dalam hal pisik dan psiklogis maka inilah yang menjadi permasalahan kenapa dalam sejarah wanita yang lebih banyak mendapatkan pelecehan, penindasan dan kekerasan.
Dalam hal menjalin hubungan misalnya, baik itu ketika pacaran atau lebih serius, wanita dengan perasaan yang halus kebutuhan ruhaninya yang ingin diperhatikan, disayang, disanjung dan dilindungi, cenderung menyukai lelaki karena itu. Akan tetapi lelaki, kebanyakan lebih ingin memiliki, baik hati maupun tubuhnya. Jujur ataupun tidak lelaki memiliki hasrat ingin meniduri wanita yang disukainya. Lelaki baik yang bisa mengendalikan dirinya lebih bisa menahan hasratnya dan menuntaskan hasratnya dalam ikatan yang lebih suci dan memuliakan wanita serta melindungi wanita yang dicintainya, tentu dalam ikatan pernikahan yang syah. Sehingga akan menjaga hal hal yang tidak diinginkan ketika wanita dinodai, hamil diluar nikah, menikah diusia muda,ditinggalkan laki laki yang menodainya, menggugurkan kandungan, dikeluarkan dari sekolah,diusir dari rumah, dsb. Karena wanita yang meninggalkan jejak kesalahan sementara laki laki tak ada bekas bekasnya.
Kemudian ketika wanita menjalin hubungan tidak syah, affair dengan pria berkeluarga, satu yang didapatkanya menjadi wanita simpanan atau dinikahi siri. Menjadi wanita simpanan sungguh tidak jelas nasibnya. Hanya menjadi hiburan tanpa ada kehormatan ketika laki laki sudah puas atau ingin kembali kepada istrinya maka dengan mudahnya dicampakan. Menikah siri? Keadaan tak lebih baik. Hubungan mungkin sudah syah secara agama namun kelak anak anaknya tidak memiliki kejalasan siapa bapak syahnya secara hokum, akte, warisan dan nafkah ituh pun mungkin tidak akan pernah didapatkan wanita yang dinikahi siri.
Poligami? Secara agama dan hukum UU syah. Namun resiko teror dari istri pertama dan keluarga lebih jelas jika mereka belum memberi restu, atau restu hanya paksaan. Cap sebagai perebut suami orang akan melekat didirinya dan menghantui hidupnya. Belum lagi, poligami adalah hal yang menyakiti istri pertama, yang juga, kembali kepada wanita sebagai korban.
Perempuan sebagai istri pertama dan siri syah? Apakah bebas dari kekerasan dan tekanan yang melingkari kelemahanya? Tidak! Ada banyak suami yang suka melakukan kekarasan pisik dan seksual. Dimana wanita tidak bisa keluar atau memperbaiki keadaan.
Dilema ini, kenyataan antara lelaki dan perempuan serta kemelut berkepanjangan yang melingkupinya karena wanita memang lebih lemah. Baik pisik maupun psikis.
Apakah berasal dari mana? Benarkah agama yang selama ini dicap sebagai pengekang kebebasan dan membelenggu wanita? TIDAK!
Tidak ada yang salah dalam agama, khususnya Islam. Islam agama yang sempurna dan melindungi hak hak wanita karena kajian psikis dan psikologisnya. Kenyatan bahwa wanita memang lebih lemah dari pria sudah dilindungi islam.
DARI PEREMPUAN KEWANITA
Dalam islam wanita adalah tulang rusuk,
Bagian dari tubuh laki laki, kloningnya. Bukan dari tulang kepala yang mesti diataskan bukan pula tulang kaki yang mesti diinjak namun wanita adalah tulang sulbi, bagian dari dirinya yang harus didekap , dikasihi dan disejajarkan. Wanita sama dengan laki laki. Mesti disayangi dan dilindungi. Wanita dimulyakan karena wanita adalah ibu yang melahirkan laki laki dan istri bagi laki laki serta anak perempuan yang merawat ayah, ketika dewasa pun menantu yang berbakti pada laki laki . Wanita itulah dirimu, bagian dari hidup lelaki.
Karena itulah, islam memerintahkan wanita untuk berhijab, Jilbab untuk menutupi dan melindungi bagian tubuhnya yang indah, menarik dan halus baik dari cuaca, udara, kotoran, mapun pandangan dan jamahan yang menginginkan tubuhnya. Hijab, untuk menghalangi atau membatasi dirinya dari kesempatan yang dibuat lelaki maupun keadaan untuk merusak dirinya.
Kesempatan! Begitu banyak kejahatan terjadi bukan karena ada niat tapi karena ada kesempatan. Kejahatan termasuk pemerkosaan, baik dengan kesadaran oleh pacarnya, pemerkosaan dengan paksaan dan ancaman dan lain sebagainya. Kemudian berhijab hati agar wanita lebih mengendalikan nafsunya. Sealim-alimnya wanita, normalnya memiliki keinginan syahwat. Bahkan syahwatnya lebih besar dari pada laki-laki. Namun, Karena hijab itulah wanita memiliki malu, malu untuk menghijabinya agar tidak mengumbar auratnya dan menampakan keinginanya. Wanita tergantung lelaki, jika laki laki tidak agresif maka wanita lebih banyak diam. Tapi jika lelaki mengajak, wanita tidak akan mampu menolak. Baik mengajak secara paksa maupun mengajak secara halus, misalnya seperti pacaran. Laki laki akan berkata” Kalau memang kamu mencintaiku, maka buktikan cintamu padaku…” Maksudnya, berikanlah tubuhmu padaku.” Kadang wanita terpaksa melakukannya karena takut, segan dan khawatir laki laki yang dicintainya marah dan meninggalkannya. Dan kelemahan ini dimanfaatkan oleh laki laki untuk menekan secara halus. Pemerkosaan terselubung. Padahal sudah didapatkan tubuhnya, sudah pasti akan ditinggalkan karena sudah tidak ada lagi yang dikejar dan dicari.
Karena inilah, laki-laki diperintahkan untuk menundukan pandangannya, baik pandangan lahir dan bathin. Karena memang laki-laki tertarik pada pandangan, pegangan dan perjuangan. Ya prinsip ini mestinya diwaspadai lelaki. Perintah lelaki adalah menundukan pandangan dan menahan kemaluan sementara wanita berhijab. Karena lelaki yang mengajak dan melakukan. Sementara wanita menghalangi hal yang membuat terjadinya hal seperti itu.
Larangan pacaran, ta’aruf dan masa menunggu setelah dikhitbah paling lama 3 bulan adalah untuk melindungi wanita dari peruksakan. Peruksakan yang akan menjerumuskan. Menghancurkan wanita dan laki-laki. Namun, karena wanita itulah, kerusakan yang didapatkannya lebih besar. Tak hanya malu, depresi dan jejak akan didapatkanya. Sementara lelaki hanya pilihan bertanggung jawab atau meniggalkannya dan wanita yang tanggung akibatnya. Karena hilang keperawanan yang lagi lagi selalu dipermasalahkan laki laki dan juga mengandung benih dari laki laki yang menodainya.
Kemudian pernikahan syah adalah satu-satunya syarat mutlak untuk melindungi wanita dari hak-haknya. Dalam hal ini poligami resmi yang termaktub dalam islam adalah untuk melindungi wanita agar mendapatkan kehormatan, perlindungan, hak dan kewajiban yang sama dengan istri pertama. Begitupula anak anaknya kelak. Dan dengan poligami resmi istri pertama akan mendapatkan haknya untuk memberi ijin kepada suami sehingga poligami yang terjadi benar benar murni tanpa ada masalah didalamnya yang menodai hak-hak wanita baik istri pertama maupun istri kedua. Masalahnya tinggal laki laki yang menjalaninya apakah poligami tersebut sesuai yang disyariatkan maupun dengan nafsu nafsu (kepentingan) pribadi. Poligami resmi juga menghindari wanita dari tersebarnya penyakit karena suami suka jajan sembarangan dengan siapa saja.
Wanita dirumah, ditemani mahrom dan menjadi tanggungan laki-laki.
Sesunguhnya semua itu untuk melindungai wanita juga dalam islam. Dirumah wanita diberikan tempat yang nyaman, aman dan jauh dari kerasnya kehidupan luar. Begitu banyak persaingan diluar pembunuhan dan kekerasan banyak terjadi diluar sana. Ditemani mahrom (suami/ayah/saudara laki-lakinya) adalah untuk menjaga wanita dari gangguan luar terutama lelaki. Apakah berani, sang pacar atau lelaki lain mendekati, menyentuh dan memperdaya wanita yang ditemani oleh saudara, ayah atau suaminya? Jika iya, maka lelaki itu nekad dan siap untuk mengambil resiko besar!
Menjadi tanggungan lelaki, karena begitu banyak beban dan masalah ketika wanita bekerja diluar rumah. Dari mulai jam kerja yang melewati batas pisiknya, cuti haid dan hamil yang terampas, tunjangan kesehatan dan masa pensiun dan sebagainya yang tidak didapatkan wanita. Pelecehan ditempat kerja, penghinaan, kekarasan psikis dan psikis, kecelakan ditempat kerja dan perjalanan akan didapatkanya. Lelah. Sunguh lelah berlipat lipat wanita yang bekerja diluar rumah. Pekerjaan, lemburan, anak dan suami ,orang tua dan mertua yang menuntut dirumah. Lagi lagi wanita yang menjadi korban. Semua wanita jika memang bisa, mereka menginginkan hidup mapan, menunggu suami dirumah, berkecukupan tanpa harus bekerja keras, belanja-blanji dan sebagainya dari pada bekerja keras banting tulang ditambah seabrek masalah tanggung jawab dan beban sosial maupun kelurga. Tapi bisakah? Bisakah?
Tanyakan pada wanita wanita! Yang kebanyakan yang bekerja dipabrik, pedagang-pedangan dan buruh buruh diperkebunan! Apakah mereka sudi bekerja seperti itu? Tidak!!! Mereka melakukannya karena tuntutan ekonomi. Kebutuhan hidup karena suami tak bisa memberi kelayakan hidup. Mereka melakukannya karena terpaksa! Ketika mereka ikhlas semata karena keimanan dan kecintaan bukan karena memang mereka menginginkan bekerja diluar.
Begitulah wanita. Jadi sesungguhnya tidak ada hukum agama dalam islam yang mesti dipersalahkan. Wanita dalam islam sungguh terhormat, mulia dan wajib dilindugi. Bukan mengekang dan menginjak-nginjaknya. Tidak ada. Wanita dan lelaki sama. Dimata Tuhan. Semua aturan agama sunguh baik. Hanya manusianya yang baik atau tidak baik. karena adat, karena pendidikan, karena kebiasaan, karena lingkungan, karena doktrin doktrin dan keyakinan yang salah.
Satu hal yang mesti diwaspadai!
Sebagai wanita, ingatlah! Bahwa kita akan terpengaruh oleh lelaki karena perasaan. Perasaan wanita yang melemahkannya dan kekuatan pisiknya yang tak mampu melawan. Maka sebelum itu, berhijablah! Berjilbablah! Berhijab karena lelaki akan datang menghampiri siapapun kita, entah kapan dan dimana, walau terbalut jilbab atau terbungkus kain mini, semuanya sama. Waspadalah! Hanya wanita yang akan menjadi korban jika tidak punya kekuatan dari dirinya sendiri yaitu, melawan! Melawan kehendak dan nafsu lelaki yang menjerat. Menjerat dalam keadaan!
WANITA, DIRIMULAH SEBENARNYA!
Kemuliaan wanita
Wanita, bangkitlah! Serahkan dirimu ketika lelaki sudah mengikatmu, memuliakanmu!
Karena wanita adalah bagian dari sulbi lelaki yang harus didekap, dikasihi dan dimuliakan. Menyakiti wanita sama dengan menyakiti dirinya sendiri karena wanita terbuat dari bagian tubuh lelaki. Terbuat dari dirinya sendiri. Mana ada lelaki yang mau menyakiti tubuhnya jika dia menyadari.
Wanita,bertahanlah! Wanita jangan jual harga dirimu lebih murah dari pelacur yang mempunyai tarif tinggi! karena semangkuk bakso, sepotong coklat maupun sejumput janji dan harapan! Jangan pernah! Hargailah dirimu sendiri maka orang lain, dan lelaki akan menghargai dirimu, tubuhmu!
Bahkan pelacurpun lebih mulia karena hanya menjual tubuh bukan hati, karena keadaan karena kehidupan orang lain yang menjadi tanggung jawabnya. Bukan seperti kita yang hanya menyerahkan diri sukarela tanpa dihargai apapun kepada kekasih kita, atas nama cinta, padahal bukan cinta. Tapi nafsu! Nafsu yang akan menghancurkan diri wanita itu sendiri.
UNTUK KAUM YANG MERASA DIRINYA WANITA :
No comments:
Post a Comment
KALO UDAH BACA JANGAN LUPA KOMENT GAN!