PUGER – Tak terasa sudah lebih dari tiga minggu Steve Jobs wafat dan meninggalkan warisan berharga bagi perkembangan teknologi dunia. Kabarnya Pendiri dan inovator Apple itu dimakamkan di Taman Memorial Alta Mesa, Palo Alto, California, AS.
Steve Jobs Meninggal pada hari Rabu 5 Oktober 2011, di usianya yang baru 56 tahun karena terserang penyakit kanker pankreas, tak banyak yang tahu detil saat-saat terakhir hidup Jobs. Hal itu baru saja terungkap dari eulogy menyentuh dari sang adik, Mona Simpson, dalam upacara peringatan kematian kakaknya, 16 Oktober lalu.
Sebagaimana dilansir Daily Mail, Senin, 31 Oktober 2011, Simpson menceritakan di saat-saat terakhirnya, Jobs mengucapkan serangkaian kata yang terdengar misterius. Di penghujung nafasnya, kata Simpson, Jobs menatap istri dan anak-anaknya, lalu pandangannya kosong seperti tertuju ke sebuah titik nun jauh di sana.
Ia lalu mengucapkan, "Oh, wow. Oh, wow. Oh, wow..."
Simpson menggambarkan "kata-kata terakhir Steve merupakan suku kata tunggal yang diulang tiga kali."
Tak jelas siapa atau apa yang ditatap Jobs sebelum menghembuskan nafas terakhir itu. "Sebelumnya, ia menatap adiknya, Patty, kemudian untuk waktu yang cukup lama pada anak-anaknya, lalu pada pasangan hidupnya, Laurene. Kemudian, tatapannya mengarah ke atas bahu mereka, ke sebuah titik, sebelum mengucapkan kata terakhirnya itu."
Simpson menceritakan, saat meregang nyawa, Jobs terlihat seperti sedang mendaki. "Nafasnya menunjukkan ia sedang menempuh perjalanan berat, yang tinggi dan curam."
Laurene Powell Jobs, istrinya, yang terus berada di sisi tempat tidurnya, beberapa kali tersentak ketika terjadi jeda panjang di antara nafas Jobs. "Laurene dan aku saling berpandangan, lalu Steve akan menghela nafas panjang dan mulai lagi."
Simpson juga menceritakan, sehari sebelumnya Jobs menelepon dan memintanya bergegas ke Palo Alto. "Ia mengatakan sangat menyesal karena harus meninggalkan kami."
Simpson, adalah seorang novelis dan profesor Bahasa Inggris di University of California, kini ia berusia 54 tahun, pertama kali bertemu kakaknya (Steve Jobs) saat ia berusia 25 tahun ketika masih menjadi seorang penulis melarat di New York.
Sebelumnya, Simpson tak pernah bertemu dengan Jobs sampai mereka dewasa. Awalnya, riwayat keluarga mereka tercerai-berai, yang kemudian menjelma menjadi sebuah ikatan persahabatan yang erat antara kedua saudara sedarah itu. Tak lama setelah terlahir ke dunia, orangtua mereka menyerahkan Jobs untuk diadopsi orang. Simpson terlahir kemudian, dan orangtua mereka lalu bercerai.
Mereka sama sekali tak pernah bertemu, sampai pada suatu hari di tahun 1984, Simpson yang tinggal di New York dan sedang menulis novel pertamanya, menerima telepon dari seorang pengacara yang mengabarkan bahwa "kakaknya yang lama hilang" adalah orang kaya dan terkenal dan ingin mengontak dia.
"Karena kami dulu miskin dan karena saya tahu ayah saya beremigrasi dari Siria, saya pikir dia bakal seperti (aktor) Omar Sharif," kata Simpson.
"Pengacara itu menolak untuk memberi tahu nama kakak saya dan kolega-kolega saya mulai pada bertaruh," kata Simpson. "Calon yang paling diunggulkan ketika itu adalah: John Travolta. Saya diam-diam berharap dia adalah keturunan Henry James--seorang penulis yang jauh lebih berbakat dari saya dan sangat brilian," kata Simpson.
Ternyata, orang yang datang menemuinya--kakaknya itu--adalah Steve Jobs.
"Bahkan meski seorang feminis, seumur hidup aku menantikan kehadiran seorang pria untuk kucintai, seseorang yang bisa mencintaiku. Selama beberapa dekade, kupikir orang itu adalah ayahku. Sampai suatu ketika di usia ke-25, aku menemukan pria itu, dan dia adalah kakakku," Simson mengutarakannya dalam pidato kenangan yang dipublikasikan The New York Times.
"Waktu aku pertama kali bertemu Steve, dia adalah seorang pria sebayaku, mengenakan jins, dan berparas seperti orang Arab--atau Yahudi--dan lebih tampan ketimbang Omar Sharif." (ch)
Sumber : VIVAnews
Berita terkait:
- 25 Fakta Tentang Steve Jovs
No comments:
Post a Comment
KALO UDAH BACA JANGAN LUPA KOMENT GAN!